Pantai Sawarna

Senin, November 03, 2008 | with 0 komentar »


Desa Sawarna berada di Kecamatan Bayah, di ujung selatan Kabupaten Lebak yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kondisi demografi Desa Sawarna berbukit-bukit dengan luas wilayah sekitar 3.200 hektare dan jumlah penduduk 5.431 jiwa dalam 1.346 kepala keluarga. Sebanyak 90% masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani dan nelayan.

Namun dari arah Palabuhan Ratu kondisi jalannya masih kurang memadai bahkan papan petunjuk jalan milik Dishub Lebak terbengkalai tidak terpasangang ditempat sebagaimana mestinya. Jarak tempuh panjang yang melelahkan menuju Sawarna dari arah Serang atau Rangkasbitung akan segera terobati ketika perjalanan plesiran ini sudah memasuki wilayah Kecamatan Panggarangan.

Rakyat Kabupaten Tangerang, dan mungkin sebagian rakyat daerah lainnya yang berdekatan, terhenyak kaget bukan kepalang. Bagaimana tidak, rasa bangga akan segera mempunyai Rumah Sakit Umum yang megah, murah dan memadai, pupus sudah.

Siapa yang tidak sedih tatkala mendengar sarana kesehatan yang sudah begitu lama diharapkan segera beroperasi itu, belakangan ternyata malah terbengkalai. Padahal, dana sekian miliar sudah dikucurkan demi rumah sakit ini.

Belakangan semakin miris lagi tatkala kita mendengar bahwa pembangunan rumah sakit itu tak luput menjadi sasaran oknum-oknum yang hanya ingin mencari keuntungan pribadi dan kelompoknya. Kini rumah sakit yang sedang dibangun itu ibarat tengah dijalari “virus penyakit” yang bila tidak segera disterilkan kemungkian kian menjadi “akut’.

Sakit; sakit hati, sakit mata, sakit telinga dan berbagai penyakit bathin lainnya terus mendera rakyat ketika mendengar “virus penyakit” yang menjangkiti bangsa ini sudah semakin kronis. Sampai pembangunan rumah sakit saja ikut dijangkiti.

Apa gunanya membangun rumah sakit bila yang “membangunnya” saja adalah “virus penyakit”. Sepakat rasanya bahwa pembangunan berbagai sarana kesehatan, termasuk rumah sakit milik pemerintah itu, demi menyembuhkan penyakit (yang diderita rakyat), bukan malah sebaliknya menjadi wadah tumbuh kembang “virus penyakit”.

Kalau dari awalnya saja pembangunan sarana kesehatan itu sudah dijangkiti oleh “virus penyakit”, bagaimana ke depannya. Tentunya “virus penyakit” itu terus tumbuh dan nantinya bisa menjangkiti seluruh yang hidup di dalam kawasan rumah sakit itu.

Agar “virus penyakit” tersebut nantinya tidak menjalar dan menjadi akut, setidaknya para pembasmi harus bergerak cepat sedari sekarang. Untuk dapat kembali mensterilkan areal pembangunan rumah sakit, para pembasmi tentunya juga harus mempunyai obat mujarab pembunuh “virus penyakit”.

Sia-sia saja bila upaya untuk mensterilkan rumah sakit dari “virus penyakit” yang kini menjangkit, kalau saja para “dokter spesialis”-nya hanya membawa “obat warungan”. Paling hanya reda sebentar, namun kemudian kembali kambuh, bahkan bisa saja “virus penyakit” itu menjadi kebal obat.

Untuk itu, untuk membasmi “virus penyakit” di rumah sakit diperlukan para dokter yang benar-benar ahli di bidangnya. Para dokter spesialis yang benar-benar dapat menciptakan formula ampuh untuk membasmi “virus penyakit”.

Dibutuhkan formula mujarab yang sekali semprot langsung mematikan “virus penyakit” tersebut hingga ke jentik-jentiknya sekalipun. Jangan lupa pula gunakan perisai pelindung dan masker anti tertular “virus penyakit”.